.: THIS BLOG IS BUILT AND DEDICATED TO YOUR EYES ONLY :.

Sunday, April 8, 2018

night and serenity

please
serenity
ri,
aku mencintai malam, seperti aku mencintaimu. mencium sepi yang hinggap diujung rambutmu. membelai malam yang memercikan parfum rembulan. aku menggilaimu seperti tak pernah ada. sebab sesuatu yang tiada, menghapus smua yang serupa.

saat malam kita bicara tentang sepi yang rapuh. yang membawa kita pada kenangan belia, berlari-lari diantara halte dan bis kota. lalu tas kita terayun ceria. berusaha mendahului mimpi remaja. kugrafir namamu di kursi-kursi dan meja sekolah. Kupilok cintaku di tembok-tembok pesing. Hingga kuajak bicara seekor kucing bunting. Sungguh digigit cinta kala remaja menerbitkan gila tiada terkira.

saat kau pergi, aku berlari digorong-gorong terminal. di lorong-lorong mall hatiku memekik. Menyerapahi batang-batang beton, aku menyumpahi bon jovi

these days… these days these days the stars hang out of reach.
these days there ain't a ladder on the streets..

hingga waktu betul menelan, dan mendamparkan kita.

aku merenangi malam dalam sungai matamu. yang tak hilang walau dunia terpejam. yang terkekalkan dalam tabulasi ingatan.

aku menyimpanmu dalam ruang hening. dalam kaca bening. dan aku menyingkirkan smua serpih kata. yang pipihnya kerap menerbitkan luka.

(Baca Selengkapnya)

pecahan pecahan

sebenarnya saya pingin menghapus blog ini. mungkin tidak susah, hanya tinggal menarik nafas, menahannya beberapa jenak mengenyahkan semua keraguan, sebelum mouse saya mengklik delete confirmation yang ditanyakan blogger. dan setelah itu menyesal pun tak lagi berguna.

terlalu banyak tulisan nggak jelas di sini. tulisan yang sebenernya hanya orat-oret belaka, yang kadang nggak ada sangkut pautnya ama urusan pribadi. gumpalan kata-kata yang memenuhi kepala begitu saja. yang rasanya nggak jleg kalo nggak saya tuliskan. tulisan itu sendiri kadang saya nggak tau muncul dari mana. mungkin karna terinspirasi film atau dengerin lagu. barangkali karna curhat seseorang. mungkin juga habis baca novel.

tulisan-tulisan yang konyolnya, ditanggapi serius oleh beberapa teman saya. oh saya nyesel pernah bilang pada mereka ini tuh blog saya. kata-kata memang nggak bisa ditarik atau digulung seperti benang layangan. hingga mereka memandang saya dengan menambahkan satu poin yang saya menjadi kurang sreg karnanya.

saya hanya mo bilang :

di dalam dunia maya, dalam blog. orang bisa menjadi siapa saja. tergantung bagaimana dia hendak mencitrakan. tulisan mungkin refleksi pribadi seseorang. mungkin juga tidak. mungkin hanya satu sisi dari sekian banyak sisi, yang ia miliki. mungkin juga tidak sama sekali.

anonimitas barangkali adalah sumber kepalsuan, mungkin pula pusat kejujuran. namun bisa jadi bukan pula keduanya, mungkin ia hanya refleksi dari imajinasi. siapa hendak menghakimi imajinasi? apa tidak lebih baik mendakwa prasangka kepala sendiri?

“beberapa entry tulisan dalam blog ini berstatus undisplayed”

i think to let this blog stand and still...

"anything that u think about me, it's not me"

mohon maaf jika paragrap dari tulisan diatas mungkin seperti pecahan-pecahan yang tidak nyambung, sebab itu perasaan. yang menyambungkan antar paragrap itu adalah pikiran, ia sedang saya buang!

my active blog is here now

(Baca Selengkapnya)

Tuesday, April 25, 2017

tentang tempat

Photobucket
yesterday was a broken day
apakah tempat adalah bukti eksistensi?

apakah tempat adalah ruang dimana kita ada dan berada juga diakui.

hatiku selalu pergi. dari tempat dimana aku berdiri. ia pergi bersama bayanganku. Dan aku merindukannya setiap waktu.

aku merasa tidak disini. tidak juga disana. apakah kau pernah merasa seperti aku? tidak di mana-mana? berbahagialah jika tidak. sejujurnya aku ingin ditempat yang kau istilahkan disini. aku ingin memilikimu. aku ingin kau menemaniku. dan aku menemanimu. sepanjang hidupmu.
namun itu sulit kulakukan. hidup yang nyaman. hidup yang tetap. selalu membuatku gelisah. dalam tidurku, seolah ada suara yang memanggilku untuk pergi, dan pergi. hingga aku tak berdaya untuk menolak lagi.

aku ingin kau hentikan aku.
(Baca Selengkapnya)

Monday, November 3, 2014

utang...

please
please help
suatu hari saya ngobrol-ngobrol dengan seorang teman tentang utang. bermula saya sempet ngeluh bahwa ada teman yang susah bayar utang. lalu akhirnya saya tau dia adalah orang yang hampir tidak pernah memberi utangan pada orang lain. "utang itu bisa merusak pertemanan" katanya.

saya terhenyak.

kalimat ini memang bukan pertama kali saya dengar. ya saya sudah sering mendengarnya. sudah terlalu sering. "utang bisa merusak hubungan baik". menurut saya ya masuk akal. nggak salah-salah betul pendapat itu. kadang orang bisa marah kepada teman baiknya karena masalah utang. mungkin karena si teman tidak bayar-bayar. pura-pura lupa. menunda-nunda. atau memang tak pernah ada niatan bayar. atau memang dia memang tidak punya kemampuan untuk membayar. nggak jarang kita denger malah ada terjadi pembunuhan karena masalah utang-piutang. uh ngeri banget kan?

but, come on. rang

"kebayang nggak jika suatu saat kamu sangat butuh duit. nggak bisa atau nggak pingin pinjam ke bank atau yang sejenis dengan itu. sementara kamu nggak punya seseorang buat dipinjamin?" tanya ri membuat karang tertegun. "sulit membayangkan kalo hal itu gak pernah terjadi pada kamu" ri menjawab pertanyaannya sendiri.

"coba bandingkan antara keadaan kamu sangat nggak butuh duit dan nggak ada yang mau pinjamin. dengan keadaan kamu mempunyai piutang, namun piutang kamu itu sulit ditagih atau kemungkinan tak tertagih. kamu pilih yang mana?"

guys, apa gunanya teman jika tidak bisa dimintai tolong. baru utang duit kok. bukan suruh bantuin ngelawan perampok. dikit kok. nggak sampai jual laptop, atau lensa dslr, apalagi rumah,nggak!. baru utang duit kok. bukan utang nyawa. utang kok, bukan diminta. bakal dibayar kok meskipun mungkin kapan kapan. atau kalo inget. pasti dibayar : kalo bukan di dunia ya di akhirat. iya pasti, nggak ada yang bisa lari dari kewajiban bayar utang. jadi pemberi utang nggak perlu kuatir. kalo nggak bisa ditagih di dunia, pasti bisa ditagih di akhirat! pasti!

"nanti tuman. dikasih sekali malah jadi kreditor tetap"

biasanya memang begitu. seseorang yang berani diutangin, dilain waktu akan diutangi lagi dengan orang yang sama, dengan jumlah yang mungkin lebih besar. apalagi sering memberi pinjaman ke orang-orang. semakin banyak pengutang akan datang. sebab ya rekomendasi. jangan dikira rekomendasi nggak ada ya dalam utang-utangan gini. biasanya rekomendasi terjadi secara gak sengaja, contoh :

"eh gue lagi butuh duit nih. anak gue sakit. pinjem duit dong. bulan depan gue ganti"
"sama. lagi bokek"
"haduh tolong dong"
"ama si a aja tuh. dia gampang orangnya"

maka datanglah orang itu ke anda. makin banyak anda berani memberi utang maka akan makin banyak orang datang berutang kepada anda. sebab nama anda makin tenar (dikalangan pengutang hehehe). sekali dua kali, beberapa kali anda menolak memberi utang. maka pengutang akan mundur satu persatu.

orang bijak bilang : hidup itu tolong menolong. tapi sama orang bakhil kalimat bijak itu jadi : hidup itu memanfaatkan atau dimanfaatkan.

ama orang dengki kalimat itu jadi : hidup itu ngadalin atau dikadalin

"siapa sih yang mau dimanfaatin?" si karang ketus.

"emangnya jelek dimanfaatin? asal bukan untuk hal yang buruk why not? bukankah manusia yang paling baik itu yang paling bermanfaat buat orang lain?"

"iya kalo bermanfaat gue setuju, ri.tapi dimanfaatin no! sakiit!" teriak karang. "sakitnya tuh di sini!" si karang mulai lebay.

"tau nggak rang… nanti di akhirat orang pada nyesal"

nanti pemberi utang di akhirat pasti nyesel. si pemberi utang akan nyesel karena utangnya lekas dibayar, hingga bayaran yang dia dapat sedikit. si pemberi utang nyesel karena hanya beberapa orang yang ngemplang utangnya. si pemberi utang nyesel karena hanya mengutangi separuh dari yang dipinjam. si pemberi utang nyesel kenapa menagih utangnya. si pemberi utang nyesel kenapa harus cerita-cerita ke orang lain tentang duitnya yang dia utangin ke si fulan dan si fulan. si pemberi utang nyesel karena pernah merasa nyesel ngutangin duitnya yang seitu-itunya buat si fulan yang dianggapnya nggak tau diri. nyesel dan nyesel dan nyesel… nggak selesai selesai namun nggak lagi berguna.

yang nggak berani ngasih utang jangan ditanya. nyeselnya ke ubun-ubun. apalagi pake bo’ong. wah yang ini kalo dia dikasih martil ditangannya maka martil itu akan dihantamkan ke kepalanya berkali-kali sambil berkata : medit! medit!! medit!!! bodoh sekali aku ini, udah medit jadi tukang bohong lagi.

"rang. nggak ada perbuatan yang sia-sia. memangnya kalo kamu ngutangin ke orang terus orang itu nggak bayar, atau mangkir karna memang benar-benar nggak punya duit kamu rugi. sama sekali nggak, asal lo ikhlas. allah yang akan ngebayar piutang kamu. kalo nggak di dunia ya di akhirat…."

(iya ri. setuju banget aku ama kamu. buat diomongin emang enak, tapi nyesek buat dipraktekin. barangkali iman aku emang masih sekulit ari... si karang diam mengasihani dirinya, meratapi kepelitan dan ketipisan imannya.)
(Baca Selengkapnya)

Tuesday, January 29, 2013

back to classic movies

"If you see someone without a smile, give him yours" -June Allyson

This part of my life that I called "addicted to classic movies"

PhotobucketApa sih enaknya nonton film klasik? Film sekarang begitu banyak dan beragam, ada yang warnanya begitu nyeni, ada yang sudut pengambilan gambarnya artistik, ada yang efeknya terasa begitu real. Ada yang dibuat begitu canggih. Ini kok malah milih nonton film klasik yang serba apa adanya. Film yang warnanya pun kadang seperti dikrayon, atau malah masih hitam putih, atau film hitam putih yang discreen ulang dengan tambahan warna. Film dengan kamera tunggal yang cenderung statis. Kok betah amat ya?

Yak itu juga pertanyaan saya dulu ama Mbak Ina yang doyan ama film klasik.

Rasanya sudah belasan tahun saya nggak nonton film klasik. Mungkin jaman saya nonton film-film jenis ini adalah jaman TVRI. Film seri Little House on The Prairie, High The Way To Heaven pokoknya jaman tahun 80 an deh. Yah nonton karena terpaksa karna gak punya pilihan. Haha.

Barangkali ini bermula karna saya sedang bosan dengan film-film Hollywood saat ini yang rasa-rasanya udah kehabisan ide. Temanya itu-itu aja. Betul-betul bikin jenuh. Kalo nggak remake film lama, filmnya komedi-romance yang vulgar. Sementara yang lainnya kalo nggak menonjolkan teknologi, film-film yang banyak bermunculan bertema slasher. Satu dua sih nonton masih oke, tapi kebanyakan kok jadi muak. Sepertinya yang psikopat itu bukan tokoh dalam film, tapi produser dan sutradaranya.

Maka iseng-iseng saya pun coba menonton film yang rada jadul : Breakfast At Tiffany’s.

Ya, film ini ceritanya khas hollywood banget. Temanya biasa, barangkali akting Audrey Hepburn yang membuat film ini menarik. Audrey emang natural. Rasanya itu daya tarik film-filmnya. Baru-baru ini saya denger film Breakfast At Tiffany’s ini dimasukan ke dalam National Film Registry oleh US Library of Congress karna dianggap memberikan peranan yang signifikan dalam sejarah budaya dan perfilman Amerika.

Trus saya cari-cari film Audrey yang lain. Dapatlah My Fair Lady dari youtube yang versi HD, ha saya lagi beruntung. Filenya berukuran besar, jadi harus sabar donlotnya. Setelah nonton 2 film tersebut, saya mulai dapat chemistry nonton film jadul. Asik juga ternyata. Memang beda atmosfirnya. Ada sesuatu yang nggak saya dapatin dari film-film sekarang, meskipun film itu bersetting oldis. Entahlah apa namanya.

"Coba nonton Little Women deh, Rang. Bagus banget tuh" Saran Mbak Ina.

PhotobucketOk. Saya searching… you know, internet emang gila. Nyaris segala sesuatu yang berbentuk digital ada di sana. Bahkan film dari tahun 1900an. Meski rada susah akhirnya ketemu. Nyari fim dan lagu akhir-akhir ini memang rada susah karena UU SOFA dan PIPA. Sejak FBI menyeret megaupload.com ke pengadilan, banyak situs hosting file pada mengkeret. Mediafire, Rapidshare, fileupload. Netsonic, dll secara berkala mencari dan mendelete file-file video dan musik yang diduga illegal. Jadi begitu banyak link-link yang almarhum. Sampai-sampai baidu.music tempat donlot lagu bermarkas di china menghentikan layananan donlotnya buat netter beberapa negara termasuk Indonesia.

Tapi tenang, orang gila di internet masih banyak. Makanya saya tetap dapat film klasik Little Women yang legendaris ini…hehehe ketiga-tiganya, tahun 33, 49, 94. Komplit.

Film Little Women diangkat dari novel Louisa May Alcott. Novel ini semacam autobiograpy kehidupan dia ketika remaja bersama tiga saudaranya. Ya seperti Little House In The Prairie-nya Laura Ingalls Wilder, atau semacam Laskar Pelanginya Andrea Hirata. Yah, pokoknya semacam itulah…

Novel ini sudah diangkat ke layar lebar 3 kali. Pertama tahun 1933 yang dibintangi Katherine Hepburn dkk, kedua tahun 1949 yang dibintangi June Allyson dkk, ketiga tahun 1994 dimainkan oleh Wynona Rider. Dari ketiga film tersebut, yang paling catchy di hati saya film tahun 1949. OMG, Saya sampai jatuh hati ama karakter Jo yang diperankan June Allyson. Anjrit gara-gara film ini saya jadi ngefan banget ama June Allyson, dan mencari film-film dia yang lain.

Menurut saya sih June Allyson nggak gitu cantik, namun karakter Josephine yang dia mainkan dengan sophisticated membuat saya sangat kesengsem…haha. Apalagi denger smoky voicenya, betah dah denger dia ngomong apa aja seharian juga. Sumpah, sexy banget suaranya hahaha (padahal kalo dia masih idup sekarang umurnya udah 94 tahun. Udah kayak Rose tua dalam film titanic)

Jujur aja saya suka film-film begini. Film tentang hal-hal sederhana dalam kehidupan, namun bikin hati anget.

Secara keseluruhan saya suka semua karakter dalam film ini, keempat pemain June Allyson, Elizabeth Taylor, Janet Leigh, Margaret O’brien tampil dengan akting yang solid. Memang yang paling menonjol adalah June dan Margaret yang memainkan Jo dan Beth. Margareth O’brien walau saat itu masih remaja namun karakternya sangat kuat. Bahkan June Allyson sampai menangis betulan hingga nggak bisa nyetir pulang ke rumah karena beradu akting dengan Margaret. June begitu tersentuh dengan karakter Beth yang dimainkan Margaret. Coba bayangkan, bisa-bisanya saya sampai baca trivia ini dari imdb.com, watdehek?!

Saya juga baru sadar waktu mainin peran itu, June Allyson umurnya udah 32 tahun. Buset, entah karena berhasil dengan aktingnya, entah karena tampangnya yang imut, saya betul-betul nggak nyangka June Allyson setua itu.

PhotobucketBy the way, diantara ketiga film itu, yang paling kurang greget menurut saya film tahun 94 yang diperankan Wynona Rider. Bingung juga sih, soalnya yang main bintangnya bagus-bagus. Selain Wynona ada Claire Danes, Kirsten Dunst, Samantha Mathis, Trini Alvarado dan Christian Bale. Tapi tetap aja rasanya lain. Kayak nonton film lain bukan film Little Women.

Setelah menonton film demi film. Rasanya saya semakin tergila-gila saja dengan film-film klasik... hahaha…
(Baca Selengkapnya)